Membangun Minat Baca Anak di Era Digital

Pada Sabtu, 31 Agustus 2024, Yayasan Keluarga Cerdas Indonesia (YKCI) berhasil menyelenggarakan webinar kedua dengan tema "Tips Membangun Minat Baca Anak." Acara ini menghadirkan Aliana Afifati Sani, seorang Spesialis Buku dan Literasi Anak sekaligus Co-founder dan Chief of Tangerang ReadAloud, sebagai pembicara utama. Webinar ini dibuka oleh Direktur YKCI, Dzihni Andiasari, yang menekankan pentingnya mendampingi anak-anak dalam mengembangkan minat baca di tengah era digital yang penuh dengan distraksi. Dzihni menegaskan komitmen YKCI untuk terus mendukung keluarga Indonesia dalam menciptakan keluarga yang cerdas, salah satunya dengan meningkatkan kecintaan membaca anak di tengah maraknya pilihan digital.

Webinar ini diikuti oleh hampir 90 peserta yang antusias. Dalam pemaparannya, Aliana Afifati Sani berbagi pengalaman pribadinya yang mencintai membaca sejak kecil, yang berdampak positif pada perkembangan kognitif, kemampuan berpikir kritis, dan analitis. Aliana menekankan bahwa di era teknologi ini, kemampuan membaca dengan kritis sangat penting untuk menyaring informasi yang diterima.

Sebagai seorang muslim, Aliana juga memandang membaca sebagai bagian dari perintah Allah kepada umatnya, yang menunjukkan betapa pentingnya keterampilan dasar ini dalam memahami dunia. Menurutnya, anak-anak perlu dibimbing untuk mencintai membaca karena proses membaca melibatkan kerja kompleks di otak yang tidak terjadi secara alami. Ia menjelaskan bagaimana berbagai bagian otak berperan dalam proses membaca, mulai dari lobus frontal untuk artikulasi, lobus temporal untuk pemahaman makna, hingga lobus parietal dan oksipital untuk analisis bunyi dan pengenalan pola huruf.

Aliana menekankan pentingnya instruksi yang eksplisit dan peran orang tua sebagai model dalam mengajarkan literasi. Ia juga memberikan contoh kegiatan praliterasi sederhana, seperti meminta anak mengembalikan mainan ke kotak yang sesuai dengan labelnya, yang dapat membantu mengembangkan kecakapan literasi tanpa harus selalu melalui buku.

Selain itu, Aliana menyoroti pentingnya konsistensi dalam aturan penggunaan gadget dan menghindari paparan video pendek tanpa pendampingan. Ia juga menekankan bahwa orang tua harus menjadi filter dalam penggunaan teknologi, memastikan bahwa konten yang diakses anak sesuai dengan usianya dan membantu mereka menganalisis konten tersebut.

Dalam sesi tanya jawab, peserta webinar sangat aktif bertanya. Aliana menekankan bahwa pendampingan orang tua sangat penting untuk mengetahui sejauh mana anak memahami bacaan mereka. Menurutnya, yang lebih penting dari jumlah buku yang dibaca adalah kualitas interaksi yang tercipta. Ia menyarankan orang tua untuk memicu interaksi dengan anak melalui komentar dan pertanyaan terbuka, serta membiarkan anak menganalisis dan memahami buku dengan caranya sendiri.

Aliana juga menambahkan bahwa penggunaan buku digital tidak menjadi masalah asalkan orang tua memastikan kontennya berkualitas dan sesuai. Ia menutup sesi dengan mengingatkan para orang tua untuk selalu mendampingi anak dalam setiap aktivitas digital dan membangun kebiasaan literasi yang baik.

Webinar ini diakhiri dengan pesan Aliana untuk mempercayai bahwa setiap anak memiliki minat baca, dan tugas orang tua adalah membantu mereka menemukan buku yang tepat untuk menemani mereka tumbuh dan mengembangkan minat baca tersebut. Perasaan kebersamaan yang didapatkan saat membaca bersama orang tua, menurut Aliana, adalah kenangan yang tak akan terlupakan bagi anak-anak.


Kontributor
Yusshy Kurnia Herliani