Bagaimana Mengasah dan Mengasuh Anak Cemerlang

Halo, Keluarga Cerdas Indonesia!

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya untuk mencapai potensi terbaiknya.Kami yakin setiap anak itu spesial. Ada anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, dan ada yang memiliki bakat tertentu yang perlu diasah agar semakin berkembang. Menurut studi dari Departemen Pedagogi, University of Cagliari, peran orang tua sangat penting dalam mendampingi anak-anak cerdas dan berbakat untuk memiliki kemampuan pengaturan diri dan manajemen emosi. Mengapa kedua hal ini penting? Karena kemampuan tersebut dapat menjaga kesejahteraan psikososial mereka, sehingga mereka dapat memaksimalkan potensinya. Mengasuh anak yang cerdas dan berbakat membutuhkan perhatian ekstra agar perkembangan kecerdasan emosional mereka bisa sejalan dengan perkembangan kognitif yang pesat melampaui anak-anak seusianya. 

Kami merangkum beberapa tips penting dari studi oleh Departemen Psikologi, University of Crete dan studi dari Departemen Pedagogi, University of Cagliari untuk para orang tua agar bisa mengasah dan mengasuh anak-anak yang cerdas dan berbakat.

Identifikasi Area Kecerdasan atau Bakat Anak

Secara umum, ada tiga area bakat anak. Pertama, kemampuan intelektual umum yang bisa dilihat dari skor IQ. Kedua, kemampuan akademik spesifik dalam mata pelajaran tertentu, seperti matematika, sains, bahasa asing, sejarah, atau sastra. Ketiga, kemampuan bakat spesifik, seperti seni rupa, musik, tari, olah raga, kreativitas, atau kepemimpinan. Anak dianggap cerdas atau berbakat jika mereka memiliki skor setara atau lebih dari 95% dalam tes IQ, tes mata pelajaran, atau tes bakat tersebut jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Sebelum mendorong anak untuk tes IQ atau tes bakat, orang tua bisa mengenali tanda-tandanya sejak dini seperti rasa ingin tahu yang tinggi, senang bertanya, senang berimajinasi, cepat bisa membaca dan/atau berhitung, memiliki energi yang tinggi untuk beraktivitas, serta memiliki memori dan kemampuan menyelesaikan masalah yang kuat.

Membangun Komunikasi yang Baik dengan Anak

Setelah mengidentifikasi bakat atau kecerdasan anak, orang tua perlu membantu anak memahami apa maknanya bagi proses perkembangan dan pendidikan anak. Belajarlah untuk mendengarkan dengan cermat dan tanpa menghakimi jika anak bercerita tentang kebutuhan mereka, mereka mungkin merasa kurang tertantang di jenjang pendidikan mereka atau ingin menyalurkan bakat mereka melalui aktivitas di luar kelas. Dukunglah anak untuk mengambil risiko yang masuk akal, misalnya dengan ikut kompetisi atau mencoba belajar hal baru. Selain menyemangati mereka, orang tua juga perlu memberikan ruang yang aman bagi mereka untuk gagal. Ajarkan mereka untuk menerima ketidaksempurnaan dan apresiasi setiap usaha yang telah mereka berikan.

Mendampingi Sekolah untuk Memenuhi Kebutuhan Pendidikan Anak

Selain memilihkan sekolah yang berkualitas untuk memastikan bahwa anak yang cerdas dan berbakat mendapatkan stimulasi intelektual yang cukup, orang tua juga perlu bertanya pada anak bagaimana ia belajar di sekolah. Apa mata pelajaran yang ia sukai, bagaimana guru-gurunya berinteraksi dengan siswa, siapa teman-teman favoritnya, dan sebagainya. Jika anak butuh bantuan untuk tugas sekolah, bantulah anak sesuai level perkembangan dan sesuai kesulitan tugasnya. Berikan motivasi untuk fokus dan terlibat aktif dalam kelas, tapi tidak perlu menekan anak untuk mencapai ranking atau nilai tertentu. Tak hanya kegiatan anak di dalam kelas, orang tua juga bisa menawarkan pada anak untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai minat dan kemampuan mereka. Ketika di rumah, ajarkan rasa tanggung jawab dengan memberi pekerjaan rumah tangga yang sesuai usia mereka. Bisa dimulai dari merapikan mainan dan kasur atau menyiapkan keperluan sekolah mereka sendiri.

Mencari Komunitas Orang Tua yang Suportif 

Orang tua bisa jadi merasa cemas karena mengasuh anak yang cerdas dan berbakat hadir dengan tantangan yang tidak dialami orang tua pada umumnya. Anak-anak ini lebih pesat untuk matang secara kognitif, namun tetap perlu dibimbing untuk melatih kematangan emosional sesuai usia mereka. Terkadang, anak-anak ini memiliki masalah psikososial seperti sifat perfeksionis berlebihan, reaksi emosional berlebihan, depresi, kecemasan, dan kesulitan untuk berteman. Orang tua pun perlu dukungan eksternal seperti komunitas sesama orang tua yang memiliki anak cerdas dan berbakat sebagai tempat bertukar masalah dan solusi.

Sebagai penutup, kami ingin memberikan salam terhangat kepada setiap orang tua yang telah membaca artikel ini. Setiap anak hadir di dunia dengan keunikan dan kelebihannya masing-masing, sehingga tantangan yang dihadapi setiap orang tua pun tidak ada yang sama persis. Sesulit apapun tantangannya, nikmatilah prosesnya dan jalinlah koneksi yang hangat dengan buah hati tersayang. Anak yang terpenuhi kebutuhan cintanya dari orang tua akan mencapai potensi maksimalnya untuk menjadi cemerlang.


Referensi